Dengar Info Poyek di Dunia Pendidikan Dikerjakan Asal-asalan, DPRD Bakal Segera Ambil Sikap Tegas

 


Pesisir Barat - Menanggapi keluhan masyarakat terkait carut marutnya pengerjaan pembangunan pagar Sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) Negeri 1 (Satu) Krui yang terletak di Pekon Kampung Jawa, Kecamatan Pesisir Tengah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pesisir Barat melalui Komisi II (Dua) akan melaksanakan sidak pada Senin (23/10) mendatang.

Rencana sidak ini disampaikan Sekretaris Komisi II DPRD Pesibar Erwin Goestom ketika dikonfirmasi via ponsel pada Jumat (20/10).

Erwin mengaku geram ketika mendengar terdapat proyek yang dikerjakan secara asal-asalan dan diduga tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB), terlebih pekerjaan tersebut ditujukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi anak-anak di Pesisir Barat.

"Ini yang harus kita luruskan, jangan sampai hanya karena untuk mendapatkan keuntungan besar, proyek yang seharusnya ditujukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan justru dapat mengancam keselamatan anak-anak kita," tegas wakil rakyat dari PDIP tersebut.

Erwin bahkan menyesalkan prilaku kontraktor yang mengerjakan proyek itu, dirinya menyebutkan bahwa pihak kontraktor tidak mencerminkan diri sebagai orang yang ahli dalam bidang konstruksi, padahal sejatinya pekerjaan proyek pembangunan harusnya melibatkan orang-orang yang betul-betul paham dan profesional di bidangnya.

"Kami (Komisi II) akan segara berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk mendampingi dalam melaksanakan sidak Senin mendatang, kami akan meminta klarifikasi pihak dinas maupun pihak kontraktor yang mengerjakan pekerjaan tersebut," kata Anggota DPRD dari Dapil I (Satu) ini.

Erwin menegaskan, apabila pihaknya memang menemukan ketidaksesuaian dalam pengerjan proyek tersebut dan menemukan kerusakan serta kualitas bangunan yang buruk, maka pihak DPRD akan segera mengambil langkah tegas sesuai dengan peraturan serta undang-undang yang berlaku, serta memberikan sanksi sesuai dengan apa yang dilakukan pihak kontraktor maupun pihak dinas yang membidangi.

Sebelumnya diberitakan pembangunan pagar Sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) Negeri 1 (Satu) Krui yang terletak di Pekon Kampung Jawa, Kecamatan Pesisir Tengah, Kabupaten Pesisir Barat diduga hanya jadi wadah bagi kontraktor untuk mencari untung diluar batas kewajaran. 

Pasalnya pekerjaan yang bernilai lebih dari 93 Juta Rupiah tersebut yang dikerjakan oleh CV. Bumi Ratu ternyata kualitasnya sangat buruk. Dari fakta dilapangan, pagar disisi kiri sekolah dengan panjang sekitar 42 Meter hanya memiliki ketebalan 5 Centimeter saja, dan parahnya pagar tersebut ternyata hanya dibuat dari dinding cetakan yang sangat tipis dan tidak dibangun dengan pondasi maupun sloof dibagian atas melainkan hanya ditempel dengan tiang tulang dengan jarak sekitar 2,5 Meter. Al hasil, dinding cetakan yang hanya ditempel dan digantung sangat berpotensi untuk roboh.

Ketika dinding didorong dengan tangan, dinding cetakan bergoyang mengikut alunan tangan, dan diperkirakan sangat rapuh saat menghadapi gempa bumi, terlebih Pesisir Barat merupakan daerah paling rawan bencana gempa bumi di Lampung.

Lokasi pagar yang mengelilingi tempat pendidikan anak ini ditakutkan dapat mengancam keselamatan anak saat mengenyam pendidikan di TK Negeri 1 Krui, akibat pembuatannya yang dilakukan secara amburadul.

Selain itu, di beberapa bagian pagar sisi kiri dan kanan yang baru selesai dikerjakan hitungan minggu ini sudah mengalami keretakan, baik di sepanjang sisi pagar cetakan maupun tiang tulang, dan di ujung pagar yang hanya ditempel tanpa menggunakan sloof dengan bangunan milik MAN 1 (Satu) Krui disisi kiri dan rumah warga di sisi kanan.

Disisi lain, pagar yang berada di bagian depan sekolah memang cukup bagus jika dilihat secara kasat mata dibanding sisi kanan dan kiri, entah mengapa terdapat perbedaan antara ketiganya, namun pagar di sisi depan ternyata juga tak sebagus yang dikira.

Pasalnya, pagar tersebut diduga tidak dibangun dengan sloof sepanjang bagian bawah pagar, melainkan hanya dibuat pondasi dari batu bata yang ditimpa dengan semen secara langsung. 

Dibagian pintu pagar juga tak dibuat pintu penutup melainkan hanya dipasangi kayu yang difungsikan sebagai pintu, bak sebuah pintu kandang kambing yang telah lapuk dimakan hujan. Dugaan penggunaan komposisi adukan yang buruk juga terlihat dengan mulai retaknya plester pagar depan bagian atas, dan diperkirakan pembangunan pagar TK 1 Krui tersebut tidak akan bertahan lama untuk mencapai kerusakan.

Akibat carut marutnya pengerjaan proyek ini menjadi preseden buruk bagi pembangunan dunia pendidikan di Pesisir Barat, sekolah yang seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi generasi mengenyam pendidikan, malah menjadi ancaman bagi anak karena keselamatan mereka tidak terjamin. (Andrean/AKJII)

0 Comments