BANDAR LAMPUNG - Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Bandar Lampung menghadirkan pembicara Ki Kusnadi Ikhawani, Ketua Takmir Masjid Al Falah, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah, menjadi pembicaara pelatihan manajemen masjid di Masjid Darul Ilmi Kampus IID Barmajaya, Sabtu (30/9/2023). Pelatihan diikuti 400 peserta dari 20 kecamatan se-Bandar Lampung.
Menurut Ketua DMI Kota Bandar Lanpung, H. Rahmat Mirzani Djausal, pelatihan yang dibagi dua angkatan ini untuk mendorong para takmir agar memfungsikan masjid sebagai pusat aktivitas masyarakat di sekitarnya. "Masjid jangan hanya untuk ibadah ritua, tapi harus mampu menjadi sentra kegiatan umat, seperti yang dilakukan Masjid Al Falah Sragen," kata Rahmat Mirzani Djausal, saat pembukaan pelatihan.
Agenda pelatihan ini juga dirangkai dengan pelantikan pengurus DMI Bandaar Lampung masa bakti 2022-2027 oleh Ketua DMI Provinsi Lampung H. Kherlani. Tampak hadir perwakilan Kantor Kementerian Agama Kota Bandar Lampung, Badan Kesbangpol Provinsi Lampung, dan Rektor IIB Darmajaya Firmansyah.
Pada kesempatan itu, Mirza, sapaan akrabnya mengatakan pelatihan ini merupakan bagian dari rencana kerja pengurus membentuk DMI di 20 kecamatan se-Bandar Lampung. Kemudian menyusun program kerja prioritas dan jangka menengah. "Selain program peribadatan, tak kalah penting adalah pengembangan dan pemberdayaan masjid untuk mendukung ekonomi umat," kata Mirza, yang juga Anggota DPRD Provinsi Lampung asal Dapil Bandar Lampung itu.
Sebagai tindak lanjut pelatihan ini, kata Mirza, pihaknya akan menyeleksi 20 takmir masjid untuk diberangkatkan belajar langsung ke Masjir Raya Al Falah Sragen, Jawa Tengah, selama seminggu. Ke-20 takmir masjid ini nantinya diharapkan dapat mempelajari langsung manajemen masjid Raya Al Falah untuk diterapkan di masing-masing masjid.
Takmir Masjid Fokus, Ikhlas, dan Dermawan
Tampil di hadapan ratusan takmir, Ki Kusnadi Ikhwani, berbaagi kiat pengelolaan masjid, sehingga Masjid Raya Al Falah kini menjadi rujukan dan pusat literasi manajemen masjid nasional. Dia memaparkan, ketika pada 2015 dipercaya menjadi ketua takmir terobosan pertama yang dialkukan adalah menggaji imam masjid dengan upah tiga kali UMR setempat. "Tentu saja banyak tantangan karena dianggap pada saat itu tak lazim. Namun kami tetap jalan," kata Kusnadi.
Kini tak hanya imam yang bergaji. Masjid Raya Al-Falah Sragen memiliki lebih dari 30 Karyawan yang di gaji professional. Terdiri dari petugas keamanan lima personil, petugas kebersihan enam personil, dan Brigade Bersih Masjid 5 Personil dan semua Karyawan tersebut di gaji setara UMK. Selain itu masih ada lagi beberapa divisi yang ada di Masjid Raya Al Falah Sragen seperti tim IT, pengelola BUMM dan juga beberapa pos managerial.
Banyaknya kegiatan yang berjalan di Masjid Raya Al-Falah Sragen inilah yang membuat masjid ini tak pernah sepi. Meski di luar Ramadan, jamaah salatnya selalu ramai. Sejumlah terobosan yang dilakukan yakni menolkaan bahkan meinuskan saldo kas masjid tiap akhir bulan.
Kemudian, menyediakan buka puasa dan sahur ramadhan 2000 porsi, menyediakan buka puasa Senin dan Kamis. Minuman Gratis Selalu tersedia untuk jamaah. Memberangkatkan umroh bagi jamaah salat terawih yang paling rajin salat. "Kami juga punyta layanan Brigade Bersih Masjid yang melayani pembersihan-masjid sekitar Sragen," kata Ki Kusnadi.
Selain menggaji aeluruh karyawan, pihaknya juga memberikan hadiah sepeda motor bagi jamaah salat subuh terajin. Lalu, ada ATM beras untuk kaum dhuafa, hingga mengganti barang yang hilang di dalam masjid. "Parfum gratis selalu tersedia untuk jamaah. Penitipan barang gratis dan ada petugas jaga," kata Ki Kusnadi.
Di bidang ekonomi umat, pihaknya punya program pemberdayaan pedagang kaki lima (PKL) sekitar masjid, layanan event organizer Wedding (pernikahan), dan mendirikan Badan Usaha Milik Masjid (BUMM). "Ada juga makan gratis setelah kajian subuh ahad dan streaming kajian di medsos Masjid Raya Al-Falah," kata dia.
Kunci sukses pengelolaan masjid, kata Ki Kusnadi, takmir harus fokus bekerja, iklas, dan dermawan. Kemudian, manajemen masjid diserahkan kepada anak-anak muda yang kreatif. "Jangan mengurus masjid sambilan dengan sisa waktu dan tenaga. Tapi harus fokus dan amanah," kata Ki Kusnadi. (***)
0 Comments