Natal Kelabu di Watutumou: Listrik Padam Berjam-jam, Tradisi Silaturahmi Warga Minahasa Utara Terganggu

  



MINAHASA UTARA, 27 Desember 2025 – Perayaan Natal yang seharusnya penuh sukacita di wilayah Watutumou, Kabupaten Minahasa Utara (Minut), berubah menjadi kekecewaan. Ribuan warga terpaksa merayakan hari besar keagamaan tersebut dalam kegelapan akibat pemadaman listrik yang berlangsung selama berjam-jam pada Kamis (25/12/2025).

Gangguan aliran listrik ini tidak hanya menghambat aktivitas rumah tangga, tetapi juga merusak tradisi silaturahmi tahunan yang telah dinanti-nantikan oleh masyarakat setempat.


Padam Sejak Ibadah Pagi Hingga Malam Hari

Pemadaman dilaporkan terjadi secara tiba-tiba sejak Kamis pagi, tepat saat umat kristiani sedang melaksanakan ibadah Natal di gereja. Meskipun ibadah tetap berlangsung khidmat, kekecewaan warga memuncak ketika listrik tak kunjung menyala hingga malam hari.

"Kami sedang di gereja saat listrik pertama kali mati. Awalnya kami pikir akan cepat diatasi karena ini hari spesial. Sayangnya, listrik padam sampai malam hari. Seumur hidup, baru kali ini saya merasakan Natal tanpa listrik," ujar Ryan, salah satu warga Watutumou dengan nada kecewa.

Kerugian Materiil dan Terhambatnya Silaturahmi

Dampak pemadaman listrik yang berkepanjangan ini dirasakan langsung oleh masyarakat dalam beberapa aspek:

  • Kerusakan Bahan Makanan: Banyak warga mengeluhkan bahan makanan dan daging yang disiapkan untuk jamuan Natal menjadi rusak karena lemari pendingin (kulkas) tidak berfungsi selama lebih dari 12 jam.

  • Lumpuhnya Tradisi Silaturahmi: Momen berkunjung antar-rumah menjadi terhambat karena minimnya penerangan dan persiapan yang terkendala aliran listrik.

  • Gangguan Komunikasi: Keterbatasan daya pada perangkat elektronik membuat ucapan selamat Natal kepada kerabat di luar daerah menjadi sulit dilakukan.

Sorotan Terhadap Kesiagaan Layanan Publik

Kejadian ini memicu sorotan publik terhadap kesiapan penyedia layanan listrik dalam mengantisipasi lonjakan beban atau potensi gangguan selama Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Warga berharap adanya penjelasan resmi serta kompensasi atas kerugian materiil yang dialami selama perayaan tersebut.

Hingga berita ini diturunkan, warga masih menunggu kepastian agar kejadian serupa tidak terulang kembali, terutama menjelang perayaan Tahun Baru 2026 mendatang.

0 Comments