Waspada TPPO: Polri Pulangkan 9 WNI dari Kamboja, Ingatkan Warga Tak Tergiur Iming-Iming Gaji Tinggi

 


JAKARTA, 27 Desember 2025 – Mabes Polri kembali memperingatkan masyarakat agar tidak mudah terjebak dalam sindikat Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Hal ini disampaikan menyusul keberhasilan pemulangan sembilan Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban penipuan kerja di Kamboja.

Kabareskrim Polri, Komjen Pol. Syahardiantono, menegaskan bahwa modus penipuan dengan janji gaji besar masih menjadi senjata utama para pelaku untuk menjerat korban yang ingin bekerja di luar negeri.


Modus Penipuan: Janji Manis yang Berujung Eksploitasi

Berdasarkan keterangan para korban, modus yang digunakan selalu seragam: tawaran pekerjaan menjanjikan di luar negeri dengan fasilitas mewah dan gaji tinggi. Namun, setibanya di negara tujuan, kenyataan yang dihadapi jauh berbeda.

  • Gaji Tidak Sesuai: Upah yang diterima sangat kecil atau bahkan tidak dibayar.

  • Pekerjaan Ilegal: Korban seringkali dipaksa bekerja di sektor yang tidak sesuai perjanjian, seperti operator judi online atau scamming.

  • Penelantaran: Pelaku atau penyalur langsung memutus kontak dan tidak bertanggung jawab setelah korban tiba di lokasi tujuan.

Pesan Polri: Cek, Re-check, dan Konsultasi

Polri mengimbau warga agar lebih kritis dalam menyikapi tawaran kerja, terutama yang datang dari pihak yang baru dikenal atau lembaga yang tidak resmi.

“Jangan cepat percaya dan jangan cepat tergiur. Jika ada tawaran, harus dicek benar siapa yang memberikan janji itu. Kita punya lembaga resmi dan kepolisian. Silakan tanya ke polisi, nanti kami bantu cek apakah benar atau tidak,” tegas Komjen Pol. Syahardiantono, Jumat (26/12/2025).

Langkah Penegakan Hukum

Saat ini, Polri tengah melakukan pendalaman intensif berdasarkan keterangan sembilan WNI yang baru dipulangkan. Informasi tersebut akan digunakan sebagai bahan penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut untuk memburu sindikat yang mengorganisir pengiriman para korban ke Kamboja.

Pemerintah terus berupaya melakukan langkah pencegahan masif di tingkat akar rumput guna meminimalisir jatuhnya korban baru dalam pusaran perdagangan manusia.

0 Comments